Jumat, 20 Desember 2013

Siswa Ar Raihan Antusias Ikuti Class Meeting


Rabu (18/12) SMP IT Ar Raihan adakan class meeting. Agenda rutin yang dilaksanakan usai ujian semester itu, diikuti para siswa dengan antusias. Class meeting merupakan salah satu program kerja Bidang Kesiswaan, diketuai Ashepi Zulham, S.Pd.

Dalam upacara pembukaan class meeting diresmikan Ashepi yang dipimpin oleh Ketua OSIS SMP IT Ar Raihan, Hafidh Luthfi Ahmadani. Saat upacara peresm ian, masing-masing kelas menampilkan ciri khas kelasnya, seperti membawa bendera ataupun seragam kelas yang berbeda dari kelas lain.

Class meeting diadakan selama tiga hari (Rabu—Jumat, 18—20 Desember 2013) pukul 09.00—14.30 WIB. Dalam pelaksanaannya, ada tiga bidang perlombaan yang disajikan: olahraga, seni, dan keagamaan. Cabang lomba di bidang olahraga yang dilaksanakan yakni futsal, voli, basket, dan renang. Sementara bidang seni yang dilombakan ialah poster making ‘pembuatan poster’ serta bidang keagamaan yang dilombakan yakni azan dan da’i cilik.

Peserta lomba diikuti semua siswa Ar Raihan, kecuali para siswa SMA dikarenakan mereka mengadakan class meeting lebih awal lantaran program villager (Kelas XI) dan homestay pendalaman bahasa Inggris (Kelas X) di Pare. Pelaksanaan class meeting dibagi tiga tahapan.       


Hari pertama, semua cabang dilombakan. Bila pertandingan belum usai, dilanjutkan di hari kedua lalu melanjut pada semifinal. Hari ketiga, digunakan untuk babak final. Sementara pembagian hadiah pemenang, diberikan pada Sabtu, 20 Desember 2013, sekaligus acara show time yang menampilkan bakat para siswa di bidang drama, tari, nyanyi, dan sebagainya.

Kepada kami, Ashepi menjelaskan, targetan class meeting untuk me-refresh para siswa yang mungkin jenuh setelah pelaksanaan UAS minggu lalu. “Harapannya, kegiatan ini dapat dijadikan ajang pencarian bakat siswa yang nantinya dapat mewakili Ar Raihan mengikuti kompetisi di luar sekolah. Juga sebagai pembelajaran untuk class meeting berikutnya,” paparnya. [] DESTI

Senin, 02 Desember 2013

Fajar dan Senja

tetiba malam menjelma
menjadi ujud yang kian dikenang
pada Mei menderap indah
di bawahnya, menara Baiturrahman 
kita bagi cerita.

alun-alun, simpang lima, juga bocah-bocah asyik berlari
kita tertawa, mengenyam pemandangan yang ada.
kita tatap langit dengan doa
harap sama-kelak akan bersua jua

tetiba malam menjelma
menjadi ujud yang ragu
akan terus dikenang atau pasrah dibuang.

sedari dulu aku sadar.
engkau fajar, aku senja
akankah kita bersua
atau kita rubuh pada kebisuan.

tetiba malam menjelma
menjadi ujud yang ingin kukenang
dalam mata membayang
inikah rindu yang terus melayang?


                                                                            
                                                                            #tulisan yang ingin kutuankan.
 




Rabu, 20 November 2013

SMP IT Ar Raihan Adakan I-Camp 2013

Jumat (15/11) suasana SMP IT Ar Raihan tampak riuh. Sejak pukul 7 pagi, para siswa Kelas VII berkumpul dan bersiap-siap mengikuti Ibadah Camping (I-Camp). I-Camp yang ditujukan para siswa Kelas VII tersebut merupakan hajat tahunan bidang kesiswaan di sekolah yang terletak di Jalan Purnawirawan 114, Bandarlampung. Rencananya, I-Camp dilaksanakan selama tiga hari (15--17 November 2013) di Taman Wisata Wira Garden. Siswa kelas VII yang mengikuti I-Camp terdiri atas Kelas Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Afwan, dan Ali bin Abi Thalib.

Poin terpenting yang menjadi tolok ukur pelaksanaan I-Camp ialah menjadikan Allah sebaik-baiknya penolong dengan meneladani akhlak Rasulullah. "Melalui I-Camp, berusaha mewujudkan para siswa Kelas VII taat pada Allah, mandiri, disiplin, jasadiyah yang kuat, serta bertanggung jawab," papar Ketua Pelaksana I-Camp, Hernawan.

upacara pelepasan I-Camp 2013
Panitia yang dikerahkan dalam kegiatan I-Camp meliputi para guru dan siswa yang terpilih dari masing-masing ekstrakurikuler yang digelutinya. Ada sekitar 21 panitia guru dan staf, juga 30 siswa yang turut andil, meliputi panitia teknis dan mentor.

Sekitar satu minggu sebelum pemberangkatan, panitia mengadakan sosialisasi I-Camp terhadap orang tua siswa. Para orang tua menyambut hangat kegiatan positif untuk putra-putrinya dengan syarat tetap memerhatikan kondisi cuaca yang sedang musim penghujan. Dalam sosialisasi I-Camp itu juga dibahas barang bawaan siswa yang mesti dipersiapkan, baik individu, maupun kelompok. Ternyata I-Camp tidak hanya diwajibkan bagi para siswa Kelas VII saja, melainkan siswa Kelas VIII yang sebelumnya berhalangan turut serta kegiatan.

Proses pemberangkatan para siswa menuju lokasi dilakukan cukup sederhana. Biasanya, para siswa terbiasa keluar-masuk mobil mewahnya, maka kali ini mereka menaiki mobil angkutan umum yang dicater panitia. Jumlah mobil angkutan umum disediakan sebanyak sepuluh buah untuk alokasi masing-masing kelompok didampingi guru dan panitia mentor. Barang bawaan para siswa diangkut truk. Sementara sisanya, menaiki bus milik yayasan. "Guru bersama siswa di angkot sebagai pendamping dan pengarah," tambah Hernawan sekaligus guru IPA kelas VII.

Sebelum keberangkatan ke bumi perkemahan, diadakan upacara pelepasan para peserta Ibadah Camping oleh Kepala SMP IT Ar Raihan, Zaiyad Namiri. Tak lama dari itu, pemberangkatan pun dimulai pukul 08.30 dengan sejuta harap terbaik yang ditanam orang tua dan guru yang melepas kepergian peserta I-Camp 2013. []

Jumat, 11 Oktober 2013

Aku Ingin Ayah




Sejak tiga belas tahun lalu, aku tak mau sepeda baru. Tidak juga baju baru laiknya bocah kecil seusiaku. Aku hanya ingin ayah meski desau kulalui.

Saat kutulis kisah ini, senja telah lama berjingkat. Langit berganti gelap. Malam dan dingin menyandingiku bersama rasa tawar yang hambar. Kantuk menggigit perih dua bola mataku. Bunga tidur merajuk manja—memintaku agar segera usai menulis—meluruhkan lelah dengan melelapkan mata. Hentikan mimpiku barang sejenak.
         Mimpi. Masih pantaskah aku bermimpi? Ingin ini dan itu, sementara separuh hidupku merapuh sejak lama. Mimpi. Masih layakkah ia kukejar, sementara salah satu “sayapku” susut begitu saja. Aku nestapa. Ayah, tahukah kau? Ada lirih yang menggigil inginkan engkau.
         Ayah, mungkin kau tahu, aku bukanlah buah hatimu yang pandai meraung bila satu hadiah saja kau tak penuhi. Ayah, mungkin kau juga hafal siapa anakmu yang paling rajin sajikan secangkir kopi di pagi hari tatkala dengkuranmu masih nyaring-mengudara. Ayah, tahukah kau ada sembilu di dada. Menari-mengukiri putaran waktu tiap desah napasku.  
         Ayah, aku ingat sekali. Kala itu aku masih duduk di bangku SMP. Waktu menunjukkan pukul 14.00. Para siswa berhamburan dari kelas. Begitu juga aku. Mereka berlari, menuju ayahnya yang sudah duduk manis menjemput putra-putrinya. Sementara aku tak temui engkau di sana. Aku menahan sedih amat kentara. Aku harus berjalan cukup jauh hingga kutemui mobil angkutan umum menuju rumah. Aku iri dengan mereka, Yah. Satu-satu temanku melambaikan tangannya lalu hilang dari pandangan. Sedih itu kutahan dalam batin, Yah. Tahukah engkau, ayah?
        

Selasa, 08 Oktober 2013

Aku dan Seribu Mimpi

Aku dan seribu mimpi
Tak lenguh akan tapakan jalan
Menuju terjal
juga sungai

Aku dan seribu mimpi
Tak surut ketika malam bersahut
Tak puruk kala angin memagut
Kantuk merayu manja
Bunga tidur menyapu penuh goda

Aku dan seribu mimpi
Ditemani secangkir kopi dan dingin

Menatap ibu dan lara
Menilik ayah dan kerut wajah
Ah, rasanya aku enggan memejamkan mata
Ingin terus bulirkan mimpi
Terus menyeret kaki tiada tepi

Aku dan seribu mimpi
masih ingin jadi raja
Saat malam melenggang pongah
Saat kaingan anjing menggigil dan kalah akan lelap

Aku dan seribu mimpi
tak ingin segera usai []

Senin, 07 Oktober 2013

Usai TBM, FLP Adakan Kelas Menulis

Minggu (6/10) FLP Lampung dan Bandarlampung adakan TBM (Taman Baca Masyarakat) di seputaran GSG Unila. Pekan ini merupakan kali ke-3 taman baca diadakan pukul 06.00--09.00. Turut hadir Naqiyyah Syam (Ketua FLP Lampung), Tri Sujarwo (Ketua FLP Bandarlampung), dan para pengurus FLP. 

Suasana TBM FLP
Tujuan pelaksanaan taman baca masyarakat dalam rangka meningkatkan minat baca warga Bandarlampung. Tak sedikit para pengunjung yang berjalan-jalan di area GSG, meluangkan waktunya sejenak guna membaca. Bahkan ada beberapa pengunjung yang menghibahkan koleksi buku-buku kesayangannya, seperti Pak Anindito (Dosen Poltekkes) dan Eko Pitoy (Pengajar LBPP Lia).

Ragam bacaan hiasi taman baca keliling FLP. Dari kumpulan Majalah Annida, buku cerita anak, kumpulan cerpen, buku-buku tip sukses peluang bisnis, dan lainnya. Gelaran TBM tak hanya menyajikan buku-buku gratis, tetapi juga menjual buku cerita anak SOCA, buku Menulis Dengan Telinga karya Adian Saputra (jurnalis Lampung Post) dan sebagainya. Kedepannya, akan ada peminjaman dan penjualan buku dengan jumlah lebih banyak lagi.

TBM usai pukul 09.00. Acara berikutnya kelas menulis. Program kerja kaderisasi yang dikoordinatori Destiani (Ketua Kaderisasi FLP Bandarlampung) itu diadakan dua pekan sekali dengan materi yang berbeda. Materi yang diusung kali ini ialah penulisan cerpen dengan pemateri Naqiyyah S
Sedari kecil budayakan membaca
yam--Ketua FLP Lampung--penulis yang telah banyak menelurkan karya.

Dalam kelas menulis cerpen, Naqiyyah memaparkan bahwa menulis dibutuhkan kesabaran dan kekonsistenan. Harus tahu jam biologis untuk menulis. Harus memiliki golden time untuk menulis. Entah pada tengah malam ataupun jelang subuh. Satu hari menulis satu paragraf. Bila diakumulasikan satu pekan, tulisan yang tercipta akan terkumpul banyak.


Minggu, 22 September 2013

Saya Ingat Mati Hari Ini!

Dua hari ini saya full di rumah. Mengurusi rumah serta ibu yang tengah sakit. Hampir saya tak peduli dengan agenda-agenda di luar yang menghubungi saya. Ah, mungkin ini adalah waktunya saya ber-birrulwalidain sebelum ibu sehat kembali.

Sudah beberapa hari ini pula, saya disibukkan dengan urusan dapur. Selama ini, mungkin sekadarnya saja saya sibuk di tempat pengepulan asa makanan itu. Bukan karena malas ataupun tak bisa melakukan, tapi karena agenda di luar memenuhi isi kepala. Belum lagi deadline menulis sering kali membuat saya tergopoh-gopoh.

Hari ini saya tengah "berlari". Jemari saya menari-nari mengalahkan waktu yang akan membunuh saya bila saya tak memanfaatkannya dengan baik. Yaah... lagi-lagi mengejar deadline. Mencoba peruntungan di lomba menulis. 'Semoga saja' harap saya pada Ilah. Sebab sesungguhnya tiada tempat lagi yang saya sandarkan dan memohon pertolongan, kecuali pada-Nya. Allah... Allah ....

Bangun tidur pukul 4. Mengejar qiyamulail dan sunnah berikutnya. Dilanjut tilawah sambil menanti subuh. Alhamdulillah... tak lama subuh datang. Setelah subuhan, saya bergegas meraih laptop. Saya buka layar Dell dengan harapan ide mengalir deras.

Lama utak-atik meramu kata. Oh, tidak. Saya mentok! Tak ada ide sedikit pun di kepala. Ehhm... saya hampir putus asa. Baiklah, akhirnya beralih membaca beberapa artikel tentang "Go to Hell Keluhan". Yaahh... ada semangat yang memagut kembali meskipun "mogok ide" masih merundungi hebat-hebatan. Saya pilih cara lain: saya membaca satu artikel, kalau tidak salah artikel yang ditulisnya pun penulisnya merupakan salah satu anggota Forum Lingkar Pena. Isinya kurang lebih seperti ini

"Kita dapat menulis sastra bukan dari teori yang sudah ada. Melainkan, kita akan mudah menulis sastra dengan cara membaca sastra-satra milik orang lain. Dari situ, kita akan belajar bagaimana keindahan diksi yang digunakan, bagaimana penulisan penokohan yang apik, bagaimana menciptakan ketegangan konflik, serta alur yang mengalir".

Ehhm... baiklah. Sebagai "santapan" pagi,kumpulan cerpen Benny Arnas, saya sikat.

Belajar menulis kembali. Menulis blog, menulis catatan, menulis apa pun sebagai pancingan saya agar ide mengalir deras. Deadline hanya tersisa beberapa hari. Aduh, Gusti, saya ngeri takut tidak bisa mengejar. Permudahkanlah hamba.

Surya mendenyar. Kegiatan tulis-menulis saya pending. Sambil jaga-jaga ibu, takutnya ibu ingin ini-itu saya bisa langsung tanggap. Saya putuskan ke dapur. Meracik bumbu. Mengolah ikan layang, kangkung, tahu dan jamur tiram. Alhamdulillah, pepes ikan layang, tumis kangkung, dan tumis tahu-jamur, selesai juga. Lalu bagi rata ini-itu buat Ndek di samping rumah. Bahagia sekali ia, saya beri dua bungkusan pepesan ikan.

Tak lama azan zuhur. Waktunya curhat dengan-Nya. Empat rakaat dilanjut sunnah alhamdulillah tertunaikan. Setelah itu saya meraih laptop (lagi).

Bola api makin mengundurkan diri. Waktu menuju sore. Ehmm... jadi ingat besok adalah Senin. Itu artinya, kembali mengajar. MasyaAllah, media pembelajaran belum saya buat. Buku pegangan mengajar pun belum dapat di tangan. Cukup gupek dan akhirnya download Buku Sekolah Elektronik via dumay, alias dunia maya. Ketak ketik ini itu... sampai bolak-bali ke belakang, dan alhamdulillah sudah terkonsep apa yang akan dijelaskan besok. Okey, wait me, my students!

Lanjut menulsi lagi. Tiba-tiba saya jenuh. Menulis dan menulis tapi tidak ciamik. Ah, berusaha luruhkan jenuh, saya membuka tab baru: facebook--satu-satunya media sosial yang meluaskan pertemanan saya. Alhamdulillah, bisa mengenal banyak teman di FLP Lampung dan yang lainnya.

Mata saya menyapu beranda. Hampir semua tulisan saya baca. Dan tiba-tiba saja saya terkaget dengan postingan salah satu bimbingan belajar yang cukup terkenal di Lampung. Isi postingannya, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun telah berpulang saudara kita Bu Lena... disebabkan kecelakaan pagi tadi." Duaaarrr! Dia... Secepat itukah Allah memanggilnya? Secepat itukah pertemuan Allah sebelum ia reguk kekasih belahan jiwa dunia? Sontak beranda facebook-nya penuh, banyak yang memosting ketidakpercayaan mereka bahwa Mbak Lena meninggal.

Innalillahi... saya langsung terjerembap. Saya memang tidak begitu kenal persis ia. Tapi dia adalah kakak tingkat waktu kuliah. Masih satu almamater. Sempat beberapa kali juga saya menyambangi  facebook-nya. Innalillahi... ternyata usia... innalillahi... beliau masih muda sekali... innalillahi... bagaimana dengan saya? Bagaimana dengan kadar iman saya? Apa kabar dosa-dosa saya? Apa kabar dengan kesanggupan saya bila Allah memanggil? Sudah siapkah saya?

"Cukuplah maut sebagai pelajaran (guru) dan keyakinan sebagai kekayaan. (HR. Ath-Thabrani)"

Sungguh, hari ini saya ingat mati untuk kesekian kalinya, Allah... Ingatkalah saya, saudara-saudara saya, sesama kaum muslim agar kamu selalu ingat akan mati. Agar kami berikhtiar berada dijalan lurus-Mu. Sesungguhnya, kematian itu amat sakit. Sesungguhnya, siksa kubur dan pembalasan itu akan ada. Subhaanallah... Sungguh, saya akan selalu ingat mati sebagai penjagaan hidup saya. InsyaaAllah....














Sabtu, 21 September 2013

Mencintai Kata

....
Mencintai kata mungkin lebih tulus
Daripada mencintai
seonggok daging
sepertimu....

Aku Masih Cinta Sendiri

waktu pukul 05.38. aku masih duduk sambil menarikan jemariku di tuus komputer jinjing yang sudah lebih dari etengah tahun lalu kubayar secara berkala. langit masih abu-abu. denyar cahaya surya belum kunjung jua. semalam, temanku upload foto pernikahannya. ah, ada geletar berjalan hebat dalam aliran darah. satu satu sahabat sma atau pun kuliah, berhasil menanggalkan status lajang. sementara aku? aku masih cinta dengan sendiri. masih cinta dengan duniaku. masih cinta tak ingin tinggalkan ibu meksi sejatinya pernikahan bukanlah meninggalkan orang tua. jelas, itu adalah sunnah Rasulullah..

Minggu, 15 September 2013

FLP Lampung Hidupkan Rumcay

Minggu (15/9) Forum Lingkar Pena (FLP) Lampung hidupkan Taman Baca Rumcay di sekitaran GSG Unila, Bandarlampung. Gelaran berlangsung pukul 07.00--10.00. Hadir dalam acara tersebut
para panitia Taman Baca Rumcay
Naqiyyah Syam (Ketua FLP Lampung), para pengurus FLP Cabang Bandarlampung, dan para calon anggota FLP Cabang Bandarlampung yang tengah magang kepenulisan.

Taman Baca Rumcay merupakan akronim dari Rumah Cahaya Hasilkan Karya yang dipelopori Helvy Tiana Rosa, pendiri Forum Lingkar Pena tahun 1997. "Rumcay merupakan bentuk nyata dalam membudayakan membaca dan menulis di tengah-tengah masyarakat," papar Naqiyyah. "Untuk sementara, gelaran Rumcay tidak hanya bertempat di GSG Unila saja, melainkan di PKOR Wayhalim pada sore hari. Saat-saat itulah, banyak pejalan yang berlalu-lalang. Sekaligus sebagai ajang refreshing pengurus FLP yang mungkin saja jenuh dengan kelas menulis dalam ruangan," tambahnya. Jenis buku yang disediakan di Rumcay beragam. Dari tabloit, kumpulan cerpen, novel karya para pengurus FLP, hingga buku cerita anak dan krayon yang khusus disediakan untuk para orang tua yang membawa putra-putri kecilnya. Gerakan taman baca ini pun digelar FLP Cabang Metro di area car free day Taman Kota Metro yang diramaikan OI Metro dan Griya Baca.


pengunjung berdatangan
Dalam waktu dekat, Rumcay akan dibentuk kepengurusannya. Sebab taman baca ini tidak masuk dalam program kerja divisi di FLP. Nantinya, juga akan ada launching tiga puluh Taman Baca Rumcay se-Indonesia. Dan khusus di Bandarlampung, Taman Baca ini akan ditempatkan di samping sekretariat FLP Lampung, kediaman Ketua FLP Lampung, Naqiyyah Syam di Jalan Cempedak Gang Kunir No. 35A Gedungmeneng, Rajabasa, Bandar Lampung.[]





Jumat, 13 September 2013

Biasakan Menulis di Kelas Menulis


Sabtu (13/9) usai mengawas try out di sekolah dalam rangka persiapan Ujian Nasional 2014, saya mesti masuk kelas lagi. Ada satu program yang saya rancang sejak beberapa bulan lalu, yakni kelas menulis cerpen dan puisi. Awalnya, hajat ini, berlangsung sekitar April. Namun karena di Tahun Pelajaran 2012--2013 saya memegang kelas IX yang mengharuskan fokus untuk kelulusan para
Merangkai kata untuk perkenalan
siswa, urunglah sejenak. Melanjut pada bulan berikutnya, saya disibukkan diri dalam pengurusan beasiswa S-2, kelas menulis di Forum Lingkar Pena Cabang Bandarlampung, mengejar program kerja, dan sederet agenda lain yang mau tak mau membuat saya menyerah lagi. Hingga beberapa bulan ke depan, taraaaa.... harus aksi di Tahun Pelajaran 2013--2014! Alhamdulillah pertemuan pertama kelas menulis cerpen dan puisi dipermudahkan Allah.


Hal ihwal kelas menulis cerpen dan puisi ini berlangsung ketika beberapa bulan lalu di tempat saya bekerja: SMP IT Ar Raihan memberikan kesempatan bagi para siswa yang memiliki bakat di bidang sain, sosial, dan Bahaa Inggris. Dengan tujuan, bila ada perlombaan, guru-guru yang terkait di bidangnya, hanya menjaring siswa-siswa yang sudah digembleng di kelas pengembangan bakat dan minat meski tidak menutup kemungkinan siswa lain yang berkompeten dapat mengikutinya. Saya mengusulkan juga untuk bidang Bahasa Indonesia. Karena tidak memungkiri, tiap tahunnya, ada perlombaan di bidang itu, seperti FLS2N,
Perkenalan Zahra
lomba di MGMP, lomba Cipta-Puisi yang diadakan Hima di universitas-universitas di Lampung, serta perlombaan Bahasa Indonesia lainnya. Hal demikian, mendorong saya bagaimana caranya di sekolah saya memiliki aset yang dapat mengikuti perlombaan di bidang Bahasa Indonesia. Hingga akhirnya, usul itu pun saya sampaikan pada Koordinator Pengembangan Bakat dan Minat, Hernawan, yang sekaligus Guru Sain. Alhamdulillah, usulan diajukan pada Kepala SMP IT Ar Raihan, Zaiyad Namiri, S.Pd.I., lalu disetujui.

yaAda sederet program kerja yang usai saya dibuat. Dari tahap perkenalan, SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) dengan Sastra, membuat release tiap acara kegiatan di sekolah, menegnal komunitas menulis di Lampung, seperti Forum Lingkar Pena, hingga pembuatan antologi bersama. Wah, kok terkesan melebar ya kelas menulis cerpen dan puisinya? Hehe, pelan-pelan deh. Lakukan hal terkecil dulu.


Saya sebagai pembimbing untuk kelas menulis cerpen dan puisi, sangat senang sekali bisa menulari sedikit ilmu yang saya miliki. Meski saya akui, saya pun masih terus belajar dan belajar di bidang kepnulisan, khususnya sastra. Saya tergabung di satu organisasi kepenulisan di Bandarlampung: Forum Lingkar Pena Cabang Bandarlampung yang tengah masuk tahun ke-2, tepatnya sebagai ketua bidang kaderisasi. Di sana, saya banyak belajar bagaimana cara mengader anggota yang hobi dan ingin sekali bisa menghasilkan karya. Banyak ilmu yang saya dapat. Dan saya tak ingin ilmu-ilmu yang terurai itu, hilang begitu saja, tanpa bekas. Tak banyak tulisan saya yang masuk media dan jadi juara, tapi sedikit menaruh harapan agar anak-anak termotivasi.

Nah, ini dia kegiatan menulis hari ini. Sebagai langkah awal, saya menginstruksikan
Zulfa mempresentasikan karya
pada anak-anak untuk memperkenalkan diri dalam bentuk narasi. Dari nama lengkap, tanggal lahir, hingga motivasi untuk menulis. Banyak celoteh yang membuat saya menyimpulkan senyum. Banyak ekspresi yang saya tuai karena kepolosan mereka mengutarakan diri.


Kelas menulis ini memang tidaklah terdiri atas banyak siswa. Kurang lebih sekitar sepuluh orang. Namun, hari ini pun yang datang hanya separuh. Ah, tak mengapa, ini baru permulaan. Jadi harus membangkitkan semangat agar menarik yang lain sehingga ingin belajar menulis. Beberapa siswa yang berpartisipasi ialah Zulfa Nurul Izzah yang berasal dari Kelas Maliki. Ialah adalah mantan reporter cilik di Lampung Post. Pernah ia mewawancarai Wakil Presiden Republik Indonesia, Budiono. Selain itu, Zulfa telah berulang kali menjuarai perlombaan menulis cerita anak dan cerpen. Cita-citanya pun sangat luar biasa, ingin menjadi jurnalis terkenal.

Nah, selain itu, anggota kelas menulis cerpen dan puisi yang lain ialah Sharifa Rania Assegaf (Rania), Aura (Awa), Halimatuzzahra (Zahra), dan Trishnalifa (Nafa). Mereka sangat bersemangat sekali untuk menulis. Mengutarakan segala hal berkaitan tentangnya sebagai langkah awal pendekatan diri untuk menulis. Ternyata, meski baru kelas VIII SMP, mereka telah menghasilkan beberapa karya yang sempat jadi juara ataupun disimpannya di laptop. 

Teruslah berkarya, Awa!
Kelas menulis diadakah tiap Sabtu, pukul 11.00--13.00 WIB, usai ekskul yang diminati masing-masing siswa. Harapan ke depannya, dengan adanya kelas menulis ini, membudayakan menulis di kalangan siswa. Selalu menghidupkan literasi yang masih cukup jarang digemari siswa. Selain itu, target kelas menulis yang paling tinggi ialah dapat membuat antologi cerpen dan puisi sebagai bentuk pengapresiasian diri. Bentuk penghargaan diri agar mereka abadi karena tulisannya.

Adapun yang ingin sekali saya harapkan bagi anak didik saya. Tidak sekadar tulisan yang dibaca lalu usai dan dilupakan. Atau bahkan, bisa jadi terbuang di bak sampah begitu saja. Akan tetapi, ingin sekali mereka menghasilkan tulisan yang baik dan mencerahkan bagi pembaca. Tulisan sebagai ladang dakwah. Siapa yang membaca, hati akan tergugah melakukan kebaikan. Siapa yang membaca, ada nilai-nilai moral dan agama yang patut dicontoh. Siapa yang membaca, dapat mengambil hal positif dan membuang jauh sifat negatif yang ada dalam aliran kata yang dirangkai.

"Menulis menjadikan saya selalu ada. Menulis sebagai cara menebus rindu yang tak bisa disampaikan. Menulis adalah bentuk cinta pada diri. Menulis adalah ketenangan. Menulis adalah dakwah yang dapat saya lakukan. Semoga barokah."

Itulah sekelumit kalimat yang saya rangkai mengenai menulis. Semoga kita kekal karena menulis. Semoga semangat untuk menulis itu selalu ada. Dan pastinya, kita takkan tertelan di tengah masyarakat. Semoga tetap jadi manusia abadi.

Salam menulis!

Senin, 09 September 2013

Allah tak tuli.
Allah tak buta.
Dia Maha Mendengar atas segala keluh.
Dia Maha Berkuasa atas segala harap umat.
Dia tempat mengadu.
Dia tempat meminta pandu.
Allah, Engkaulah Mahasatu.


Rubrik "Kiat" di Majalah Tarbawi edisi September 2013

Jumat, 16 Agustus 2013

Azhar Membayar Utang Budi Dengan Menulis


kegiatan menulis dipandu Ketua FLP Cabang Bandarlampung

Sejak kemarin, ponselku berdering. Banyak pesan yang masuk dan bertanya perihal agenda kelas menulis FLP Cabang Bandarlampung, Jumat, 16 Agustus 2013, di Saung Beringin Unila. Awalnya, format tempat untuk kelas menulis, as usual, di belakang Rektorat Unila. Namun, karena baru ingat rutinitas kampus sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu, akhirnya semalam mesti SMS ralat berkenaan perubahan tempat. Baterai handphone lowbat, mati listrik pula! Dan... tak lama, handphone pun mati.

Yihaahh... bertemu pagi. Setelah subuhan, aku sibuk di dapur. Cuci ini-itu, buat ini-itu, bereskan ini-itu sampai tidak terasa kalau jam menunjukkan hampir pukul 08.00. Alamaaak!! Ambil seribu langkah langsung ngacir ke kamar mandi dan bersiap-siap.

Penulis Ja(t)uh mengenakan kemeja merah panjang
Spidometer motor berjalan cepat. Untungnya, aku cukup jitu berkendara. Nyelip sana-sini. Klakson sana-sini. Gileee... hari ini jadi Valentino Rossa (Rossi versi perempuan) harus sampai dalam waktu lima belas menit Teluk Betung Selatan--Cengkeh agar nggak telat and malu-maluin. Masa' yang punya hajat malah telat, hi hi. Oke, sampai di rumah Mbak Naqiyyah Syam (Ketua FLP Wilayah Lampung), rumah dikunci, suara dua ucrit (Faris dan Fatih) tidak terdengar seperti biasa kalau aku datang. Feeling berjalan, Mbak Naqiy tidak di rumah. Aku merogoh ponsel di tas. Benar saja Mbak Naqiy mengabari dirinya sedang tak di rumah. Beliau tengah di Indomaret. Gubraak! Okey deh, langsung banting setir menuju lokasi. Menjemput Mbak Naqiy, Faris dan Fatih. Busyeet... baru kali ini aku bonceng tiga orang. Nyaliku diadu sama Mbak Naqiy dan dua anak laki-lakinya. But, so nice.



Setiba di Saung Beringin Unila, mata minusku menembak beberapa orang yang sepertinya tengah menunggu. 'Sepertinya, calon anggota FLP' batinku. Tepat sekali. Beberapa calon anggota FLP Cabang Bandarlampung sedang menanti kami. Dengan sigap, saya, Tri Sujarwo (Ketua FLP Cabang Bandarlampung), dan teman lainnya langsung mencari posisi yang nyaman untuk kami tempati lalu menggelar tikar dan banner sebagai alas duduk.

Tidak menunggu lama, Tri Sujarwo langsung memandu acara. Azhar Nurun Ala yang jadi pemateri kelas menulis FLP Cabang Bandarlampung kali ini. Penulis asal Lampung itu sudah menelurkan antologi puisi secara self publishing yang berjudul JA(T)UH yang laku keras dalam penjualannya. Azhar--sapaan akrabnya--juga tengah dalam proses penerbitan novel.

keantusiasan FLP Cabang Bandarlampung menyimak materi
Mahasiswa yang menjabat Wakil Ketua BEM UI itu, dulu sama sekali tidak menyukai membaca dan menulis. Namun, di semester III, ia diamanahkan menjadi Ketua Pelaksana Ospek di fakultasnya yang mengharuskan Azhar membaca. Kali pertama buku yang dibaca ialah Anis Matta "Gerakan ke Negara" berbicara tentang bagaimana gerakan kecil bisa menegara. Juga penulis Dewi 'Dee' Lestari yang menjadikan kecoa, jatuh cinta, dan kopi dalam tulisannya. Dari situlah Azhar merasa utang budi. Untuk membalasnya, ia pun menulis. Menulis yang memiliki nilai positif. Ia mulai rutin menulis di media blog dan note Facebook


"Menulis dapat membuat saya berpikir sistematis. Menulis berhasil mempertemukan dua dunia: penulis dan pembaca," paparnya. Saya tidak banyak target dalam menulis. Saya ingin merasa bebas dengan menulis. Saya tidak suka dengan birokratif yang mengharuskan ini-itu. Yang terpenting bagaimana tulisan memiliki nilai positif bagi pembaca," tambahnya.

membaca dan menulis adalah dua dunia bagi penulis
Menurut Azhar, menulis memiliki daya hipnotis, tidak seperti berbicara yang terkesan menggurui. Membuat pembaca loyal terhadap tulisan, tidaklah mudah. Butuh konsisten menulis yang tinggi. Dan sayang, bila ada orang yang pandai menulis, tapi tidak mem-publish tulisannya. Penulis yang penjualan bukunya lima ratus buah dan hanya tersisa empat puluh buah itu pun, hanya ingin  menulis sesuai apa yang ada di pikirannya. Ia enggan menulis di luar kemampuannya.

Berkaitan branding, berbicara tentang bagaimana sebuah tulisan dapat menyentuh dan memiliki nilai bagi pembaca. Setiap penulis pasti memiliki karakteristik tersendiri. Ada tiga hal yang mesti diperhatikan dalam branding. Pertama, diferensiasi: berkenaan tentang keunikan yang pasti dimiliki masing-masing penulis. Kedua, kita harus menentukan siapa targetan untuk tulisan kita. Ketiga, bagaimana kita harus memiliki konsistensi tinggi dalam menulis.
tak lupa kami pun berfoto



Sesi tanya-jawab pun dibuka Jarwo. Salah satu penanya menanyakan bagaimana strategi menyiasati waktu untuk menulis? Azhar pun menjawab dengan tegas, "Saya menulis ketika saya benar-benar ingin menulis. Saya menumpahkan semua pemikiran saya melalui blog, note Facebook, dan sebagainya. Saya menulis tidak membuat kerangka pikiran, yang mungkin dilakukan banyak orang. Lagi-lagi, saya menulis berdasarkan kemampuan saya. Saya sangat enggan menuliskan sesuatu yang tidak memumpuni diri saya."  

Kelas menulis FLP Cabang Bandarlampung yang dihadiri FLP Cabang
Bandarlampung dan Lampung Timur ini pun usai pukul 11.15 diiringi hujan yang mulai berjatuhan. Akhir sesi ditutup dengan mendokumentasikan diri dengan foto bersama. [] 

Kamu

Mengingat lautan, pematang sawah, juga kerlip lampu malam
Menyuruk kenang bersamamu

KATA

Aku selalu sulit merapikanmu.
Tapi aku tetap setia berlelah-lelah bersamamu:
KATA
Menjadikanmu ada
semoga bermakna

Kita

Bersama kita pernah teguk pahitnya hitam,
Maukah kini kita seduh putih bersama?
Meski entahlah rasanya.

Rabu, 14 Agustus 2013

Alamat, Nama Rubrik dan Jumlah Honor Menulis di Media (Terbaru)

Alamat Email Media Masa dalam tulisan ini sudah di up date tanggal 27 April 2013.
****
Ada banyak kesempatan untuk menulis di media sebagai salah satu ajang aktualisasi dan apresiasi di dunia menulis. Hampir semua media menyediakan rubrik untuk publik. Yang paling umum adalah rubrik opini (bisa dengan nama lain untuk sejumlah media), cerpen, puisi, dan resensi buku.

Bagi seorang penulis "alamat email media masa" dan rubrik-rubrik tersebut sangat dibutuhkan. Pengiriman karya melalui email jauh lebih efisien dibanding dengan menggunakan surat pos. Di internet sebenarnya sudah banyak sekali situs yang menyediakan "alamat media", tetapi dari pengamatan saya, masih banyak email media yang tidak dituliskan (sebagian orang ada yang  merahasiakannya karena takut terasingi). Pada postingan ini, saya ingin berbagi berkaitan dengan alamat-alamat email media beserta nama rubriknya. Selain itu juga menyangkut soal berapa honor yang akan diterima jika tulisan kita dimuat. 

Nama media, rubrik, alamat email dan perkiraan jumlah "honor pemuatan artikel" yang tercantum di sini saya tulis berdasarkan sejumlah sumber (salah satunya adalah FB Qadriea Ku Warastra)  dan pengalaman saya sebagai seorang penulis lepas:

Kompas (www.kompas.com)

Kompas termasuk media yang memiliki begitu banyak rubrik untuk masyarakat. Selain opini, ada rubrik lain yang bisa dicoba seperti Teroka dan Teropong. Bedanya, jika rubrik opini muncul setiap hari, rubrik-rubrik lain ada yang tiap satu atau dua minggu. Ada juga rubrik cerpen dan puisi yang muncul setiap hari minggu. Untuk rubrik Cerpen konon sekarang (sampai juli 2011) di asuh oleh Putu Fajar Arcana, sementara untuk rubrik Puisi di asuh oleh Hasif Amini. 
Alamat email: opini@kompas.co.id / kompas@kompas.com / kompas@kompas.co.id. 
"Honor pemuatan artikel" Kompas konon rata-rata di atas satu juta.

Jawa Pos/Indopos (www.jawapos.com)
Ada beberapa rubrik yang bisa dicoba: “opini”, “ruang putih (esai budaya)”, “di balik buku”, “cerpen”, “puisi” dsb..
Alamat email untuk opini: opini@jawapos.co.id. 
Untuk cerpen, puisidan ruang putih kirim ke ariemetro@yahoo.com. Untuk resensi kalau tidak keliru kirim ke ttg@jawapos.co.id atau coba dikirim ke ariemetro@yahoo.com danCC ke ari@jawapos.co.id. Dan untuk Rubrik  jawapos For Her, bisa ke alamat ini forher@jawapos.co.id
Resensi buku jangan lupa disertai foto penulis dan cover buku.
Seputar Indonesia (www.seputar-indonesia.com)
Alamat : redaksi@seputar-indonesia.com. Ada Opini (muncul setiap hari). Sayangnya koran ini sudah tidak lagi memunculkan cerpen dan puisi. Hanya tinggal Resensi yang terbit setiap hari Minggu saja). Untuk cerpen kirimkan ke donatus@seputar-indonesia.com /

.
"Honor pemuatan artikel" resensi buku 200 ribu. Honor Opini sekitar 400 ribu.

Lampung Post (www.lampungpost.com):
Untuk Esai Budaya/Sastra dan Puisi: lampostminggu@yahoo.com
Honor pemuatan arikel Opini 200 ribu, Cerpen 200 ribu

Media Indonesia (www.media-indonesia.com):
(Panjang resensi buku maximal 800 kata. Begitu juga dengan Opini. Saat kirim lebih baik semua email dikirimi.
Honor resensi buku dan Opini 400 ribu. Nama Kolom Resensi Buku-nya: Bedah Pustaka)


Ohya, Media Indonesia juga kembali memunculkan rubrik Cerpen dan Budaya yang terbit setiap Minggu. Kirimkan karya anda ke email ini:

Honornya lumayan lho, 700.000 - 1 juta. 

Bisnis Indonesia
(Biasanya tulisan yang nyerempet soal bisnis dan ekonomi. Honor sekitar 300 ribu)

Pikiran Rakyat (www.pikiran-rakyat.com) (Jawa Barat):

Untuk Kolom Opini: opini@pikiran-rakyat.com  
Honor Opini sekitar  300 ribu. 
Honor resensi buku  200 ribu.
Honor Cerpen: 300 ribu
Honor Puisi: 200-300 ribu (tergantung berapa puisi yang dimuat)

Koran Tempo (www.korantempo.com)
Untuk Kolom Opini: koran@tempo.co.id
Untuk Resensi Buku, Esai Sastra dan Puisi kirim ke:
Honor cerpen sekitar 700 ribu, Opini sekitar 600 ribu. Resensi buku honor 400 ribu.

Republika (www.republika.co.id)
Umail utama: sekretariat@republika.co.id . Email tersebut bisa digunakan untuk kirim opini, cerpen. Tapi khusus untuk cerpen karya anda bisa di CC ke email aliredov@yahoo.com. Republika kadang-kadang memuat cerpen juga. Tapi cuma Kadang-kadang, setahun sekali tidak mesti. Ohya, jangan lagi mengirim cerpen/ puisi ke email ahmadun21@yahoo.com, karena dengar-dengar Pak Ahmadun Yosi Herfanda sudah tidak lagi di Republika. 

Direpublika juga ada rubrik Guru Menulis. Kirimkan ke : akademia.republika@yahoo.com dan cc kan ke email utama. 
Kalau cerpen/opininya dimuat kira-kira honornya Rp.400.000, tepatnya 376.000 setelah di potong pajak. Sementara honor rubrik Guru Menulis sebesar kurang lebih 200ribu. Tetapi sayang, ini koran kadang agak lama mengirimkan honor, lebih dari sebulanlah. Tapi, pasti di kirim. Jika belum di kirim silahkn baca artikel saya Cara Mengambil Honor di Media .

Khusus cerpen, dan puisi bisa langsung di kirim ke alamat redakturnya, Bang Ami Herman: amiherman@yahoo.com
Rublik budaya (puisi, cerpen, catatan budaya) muncul setiap hari sabtu, cek saja web-nya, suara karya biasanya disiplin posting.

Nah, Honor pemuatan arikel untuk Cerpen, Puisi dan Opini adalah 150 ribu. Mungkin sudah naik, entahlah.

Suara Pembaruan (www.suarapembaruan.com):
Semua jenis tulisan dikirim ke email itu. Ada Kolom Opini, Resensi Buku, Puisi dan Cerpen. Honor cerpennya 400 rb, puisi 300 rb, resensi 150 ribu (lumayan gede lho, meski tentu dipotong pajak). Dulu ada email budaya@suarapembaruan.com untuk kirim cerpen dan puisi tetapi sepertinya email tersebut penuh dan tak lagi dipakai. 

(Setiap hari ada Kolom Opini (namanya Gagasan) dan resensi buku (Perada). "Honor pemuatan arikel" 400 ribu untuk Opini, Resensi buku 280 ribu. Kalau mau dimuat, biasanya ditelfon terlebih dahulu.

Suara Merdeka (www.suaramerdeka.com)
Email umum: naskah@suaramerdeka.info dan wacana_nasional@gmail.com (untuk opini nasional) dan wacana_lokal@gmail.com untuk opini isu lokal. Sementara untuk cerpen dan puisi kirim ke: swarasastra@yahoo.com 
 
Ini koran Jawa Tengah lho, tetapi sangat terbuka bagi semua penulis dari luar Jateng. Bahkan sebagian besar karya khususnya cerpen dan Puisi didominasi oleh penulis luar Jateng. 
Honor cerpen sekitar 400rb, puisi 300 rb, resensi 200 ribu, opini wacana lokal kayaknya juga 200 rb, dan wacana nasional sekitar 400.000.

Di jawa tengah juga ada tabloid yang namanya CEMPAKA MINGGU INI, terbit setiap jum’at. Ada rubrik cerpen, bisa dikirim ke sontrotku@gmail.com. Honornya Rp.150.000. sayang, tabloid ini tidak ada web nya, jadi kalau tulisan kamu dimuat kadang tidak ngerti. Tapi tetap cantumkan nomor rekening, insya Allah honor tetap dikirim kok. Jika tidak, saya punya nomor bagian keuangannya. Boleh minta kok. :)

Kedaulatan Rakyat (www.kr.co.id)
Tiap minggu menampung cerpen, puisi, cerkak, cerita anak, resensi buku. Yang saya jelas tahu adalah email untuk kirim puisi dan cerpen ke kedaulatan Rakyat, yaitu: jayadikastari@yahoo.com. Nah, Honornyanya biasnaya berbeda-beda, kayaknya redakturnya menentukan honornya. Ada penulis kaya Mahwi Air Tawar cerpennya mendapat honor Rp.400.000, saya sendiri pertama kali puisi dimuat di koran ini dihargai Rp.100.000, cerpen pernah dapat honor Rp.250.000. Tapi sekarang sudah naik. Alhamdulillah. 
Kirim cerpen ke KR jangan panjang-panjang, cukup sekitar 5000 karekter saja. Dan biasanya, KR senang dengan cerpen/puisi dengan tema yang aktual.

KR, meskipun punya situs, tapi tak pernah memposting cerpen dan puisinya. Kenapa ya?

Minggu Pagi 



Kantornya di dekat KR, masih satu group. Untuk mengirim cerpen, puisi, essai sastra dan budaya kirim ke redakturnya, Mas Latief Noor Rochmans (semoga tidak salah tulis): we_rock_we_rock@yahoo.co.id . Emailnya aneh ya, dan memang beliaunya senang lagu rock. Hehe...

Honornya Minggu Pagi sudah naik lho. Cerpen: 150.000, puisi (tergantung berapa puisi yang dimuat), kalo satu kolom untuk puisi diisi hanya puisi kita maka honornya sekitar Rp.100.000. Oya, cara koran yang terbit seminggu sekali tiap Jumat ini menghargai tulisan juga sama seperti KR, masing-masing penulis berbeda2 honornya.

Tabloid NOVA
Email Untuk Kirim Cerpen Ke Nova tidak ada perubahan, masih bisa dikirim kirim ke nova@gramedia-majalah.com. Honornya Rp. 400.000.

HALUAN (Padang)
Cerpen dan Puisi kirim ke nasrulazwar@yahoo.com . Kata Esya Tegar Putra, honornya mencapai Rp.200 ribu. Honor Puisinya Rp. 100.000

Padang Ekspress
Cerpen dan puisi kirim ke: yusrizal_kw@yahoo.com (Padang Ekpress Redaktur) dan ke
cerpen_puisi@yahoo.com. Sejak tahun ini (2013) Padang ekspess penaikkan honor cerpen menjadi 125 ribu.) Bagi kawan-kawan yang dimuat teman yang ada di Padang untuk minta bantuan mengambilkan honornya, karena koran ini jarang2 mentransfer honor penulis. Yang jelas, jangan sampai lupa tanggal pemuatannya.Atau bisa minta nomor bagian keuangannya sama Kawan Yetti AKa. Cari saja FB-nya, beliaunya baik kok. Pasti mau bantu. :)

HARIAN SINGGALANG (Padang)
Honor sekitar Rp. 50.000
Lumayanlah buat beli udud.
:)

Majalah Horison

Kirim cerpen ke Majalah Horison bisa lewat horisoncerpen@gmail.com, honornya 300 rb
Kirim puisi ke majalah horison ke: horisonpuisi@gmail.com, honornya tergantung berapa puisi yang dimuat.
Kalau tulisanmu dimuat di HORISON, maka akan dikirim sampel majalahnya, jadi, sertakan alamat jelas. kadang-kadang honor juga dikirim lewat wesel, jadi tidak nyantumin rekening tidak masalah.

Selain media di atas, ada beberapa media yang saya tidak tahu persis jumlah honornya, tapi sepertinya berkisar di angka Rp.200.000,-. Ini dia:



(Radar Tasikmalaya)





(Redaktur Sastra Radar Tasik)





(Jurnal Medan untuk cerpen dan Puisi)



(Redaktur Analisa untuk cerpen dan Puisi)
Jurnal Nasional
Honor 400.000


JURNAL CERPEN INDONESIA
Memuat cerpen dan artikel:
jurnalcerpen@yahoo.com, jurnalcerita@yahoo.com
Honor sekitar 250.000, mungkin sudah naik.
 
Majalah Alia

Majalah Bobo

Harian Surya Surabaya

Majalah Mayara Surabaya
cerpenmajalahmayara@gmail.com (cerpen, jangan lupa lampirkan foto)

Radar Semarang, Esai untuk Kolom UNTUKMU GURUKU setiap hari Minggu, kirim ke:

Majalah Esquere
redaksi@esquire.co.id (Majalah Esquire)
cerpen@esquire.co.id (Cerpen Majalah Esquire)

Majalah Kartini

Majalah Story,
memuat banyak cerpen remaja, kirim ke:

JOGLO SEMAR:


Honor 150.000
SURABAYA POS:

Rubrik Cerpen: 
 redaksi@surabayapost.info, surabaya_news@yahoo.com, zahira@yahoo.com
  Honor 150rb

RADAR SURABAYA:
Rubrik Cerpen:
Honor Rp. 200.000
BERITA PAGI:
Cerpen:

Honor 100rb
 
 Catatan Tambahan :

1. Untuk Rubrik Opini, secara umum tulisan berkisar 700-850 kata.
2. Tulisan bisa dimuat satu hari setelah kirim, satu minggu, dua minggu atau bahkan dua bulan setelah kirim, umumnya juga tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
3. Selain actual, kenali karakter media dengan sering mengunjungi webnya masing-masing.

Kalau kemudian tulisan kita dimuat, dan honor tak kunjung dikirim, memang tidak ada salahnya kita menghubungi sekretariat atau bagian keuangan media tersebut untuk menagih hak kita. Tapi, yang jelas berkarya ya berkarya.... jangan dipusingkan masalah honor tulisan.

Saya harap anda juga berkenan memberikan tambahan informasi mengenai "alamat email media" dan jumlah "honor pemuatan artikel", karena waktu terus bergulir dan banyak hal yang berubah.

Salam kreatif!

Nb. 
Tentang Cara mencairkan honor tulisan di media anda bisa baca posting berikut:

Cara Mencairkan Honor Tulisan


sumber: http://www.tintaguru.com/2011/04/alamat-nama-rubrik-dan-jumlah-honor.html

Membedakan Sifat-Sifat dan Ragam Bahasa

Silakan pahami narasi-narasi berikut sehingga Saudara dapat memahami perbedaan sifat-sifat bahasa! 1. Fakta sejarah bahwa orang atau kelompo...