Kamis, 23 Februari 2017

Soto Kwali, Kesan Pertama Sekali Cicip


Soto kwali, ada istilah baru yang aku dapatkan sejak beberapa hari berpindah domisili di Solo. Sebelumnya, aku hanya mengenal soto ayam, soto babat, soto jakarta. Tidak ada istilah kwali disandingkan dengan soto. Lucu, unik!

Pagi itu aku dan suami mencari-cari sarapan dekat kontrakan kami. Maklum, baru pindah domisili, segala perabotan belum tertata rapi. Alhasil, rutinitas membuat menu di dapur belum dilakukan. Well, kami berkendara motor.

Tak jauh kendaraan kami melaju, ada spanduk kecil bertuliskan Soto Kwali. Wah, menu baru, batinku. Akhirnya, saya dan suami tergiur mencicipi masakan yang dijual Bude Soto, panggilan dari kami.

Ada satu simpulan di kepalaku. Soto kwali, porsinya pasti jumbo. Sempat mau pesan satu porsi saja, tapi aku urung. Perut keroncongan ditambah keinginan besar ingin menghabiskan semangkuk soto kwali.

Sambil menunggu pesanan datang, mata kami menyebar pada beberapa sisi di meja hidang. Ada hal baru juga yang kami dapati di sini. Ada beberapa piring yang ditutupi tudung saji. Satu-satu penutup makanan kami buka. O o, ternyata tiap piring rupa menu berbeda juga. Ada tahu tet (tahu isi sayur), tahu tanpa isi, sate kulit, sate jeroan (dalaman sapi), juga kripik tempe. Tanpa pikir panjang, aku segera mencomot tahu tet yang menyehatkan menurutku.

Tidak menunggu lama pesanan kami tiba juga. Pandanganku langsung terlempar pada soto kwali. Aku menahan senyum. Rupanya, soto kwali berarti soto yang dimasak di kwali. Sementara penyajiannya, nasi langsung bergabung serta merta dalam satu mangkuk yang sama. Jiah, dari sekian makanan berkuah, aku selalu menghindari penyajian nasi yang digabung bersama. Rasanya aneh menurutku. Mungkin ini sebatas selera saja, ya.

Oh ya, soto kwali juga ternyata isi utamanya adalah irisan daging sapi. Sangat berbeda jauh dengan soto yang biasa aku jumpai di Lampung: irisan ayam! Mari, aku tak banyak tanya tentang mengapa nasi harus disatukan bersama soto dalam satu mangkuk serta irisan daging sapi.

Sruup... Aku mencicipi sedikit kuah soto kuali. Segar. Nikmat. Dua kata yang aku rasakan. Tak lupa untuk memenuhi isi lambungku, aku menyambar sate kulit dan jeroan. Kenyang, pastilah.

Soto kwali, menu yang memberi kesan sejak beberapa hari aku menginjakkan kaki di Kota Budaya ini. Segar dan nikmat. Ternyata di wilayah yang berbeda, menu soto dapat berbeda pula. Dan satu hal yang kembali aku simpulkan: Indonesia itu kaya. Tak hanya berkata dari sisi budaya dan ragam bahasanga. Akan tetapi, bisa jadi makanan yang hampir serupa pun, mendapatkan istilah yang berbeda. Menyenangkan! (*)

Minggu, 19 Februari 2017

Silaturahim Hangat, Srawung Awardee LPDP UNS 2017


Persaudaraan akan terjalin jikakomunikasi
tetap berlangsung di antara dua pihak bahkan lebih. Itulah yang kami rasakan bersama dengan para senior awardee LPDP UNS. Siapa yang tak senang dan merasa "dimanja" sejak pendaftaran kampus hingga proses kuliah akan dimulai, semuanya kami dipandu dengan kesabaran mereka. Ya, mungkin selain berada dalam satu tubuh LPDP, tapi ikhlas sangat tampak dari raut mereka.

Oh ya, sekadar cerita sedikit. LPDP merupakan singkatan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan dan merupakan program dari Kementerian Keuangan Ibu Sri Mulyani. Sejak 2010, LPDP telah dipersembahkan untuk putra-putri bangsa Indonesia. Dan kesempatan demikian, tak mungkin aku lewatkan. Terlebih sejak 2010 lalu aku sempat lirik-lirik beasiswa Indonesia. Ya, maklum, untuk pendanaan lanjut studi, masih belum memiliki dana yang cukup.

Nah, balik lagi kepada kakak-kakak (meskipun usia lebih matang aku setahun), Sabtu (18 Februari 2017) bertempat di Ruang Audiovisual, Taman Cerdas, Surakarta, akhirnya kami bertatap muka. Para senior Awardee LPDP UNS ini mengadakan Srawung Awardee LPDP UNS 2017 dalam rangkan mengakrabkan persaudaraan sesama awardee. Senang, pastilah itu.

Kegiatan dibuka Mia dan Piki selaku MC kemarin. Kocak bercampur garing juga, tapi it's OK, mereka tetap kece di mata saya dan rekan-rekan. Acara berisikan rentetan kegiatan, seperti perkenalan jabatan inti ketua, sekretaris, bendahara, hingga divisi-divisi di dalamnya. Oh ya, istilah Ketua untuk koordinator tiap universitas disebut Lurah. Kami menyebutnya Lurah UNS. Dan untuk periode kali ini, Didik Tri Wahyudi diamanahkan LPDP sebaagai Lurah perwakilan di UNS.

Dalam pertemuan itu, dijelaskan pula adanya berbagai divisi yang memiliki banyak memiliki peran. Jadi, awardee nggak hanya jadi mahasiswa yang santai menerima beadiswa saja, tetapi juga kami harus mengabdi untuk sesama atas nama LPDP. Nah, ada Divisi PSDM, yang bertugas memantau keaktifan anggota/ awardee, apakah dia aktf menjalani program kerja atau tidak. Ada juga Divisi Humas. Divisi ini memiliki tugas ke masyarakat sekitar Surakarta. Nah, contoh konkretnya adalah kegiatan berbagi nasi yang tiap akhir bulan diadakan. Dana yang diperoleh berasal dari uang kas pengurus dan anggota serta donatur.

Satu lagi yang tak tertinggal adalah Divisi Pengabdian Masyarakat. Tugas mulia yang tampak di divisi ini, anggota tiap Rabu mengajar para bocah kecil di sekitar kampus. Program ini telah berjalan rutin dan lancar dilaksanakan. Aku terkagum pada LPDP. Sampai di bangku perkuliahan pun, awardee selalu dipantau dengan program-program yang terus berjalan. Bayang pun, banyak kampus yang didaulat LPDP sebagai sasaran kuliah. Itu artinya, betapa banyak pengabdian-pengabdian yang ditunaikan putra-putri bangsa. Applause buat beasiswa kece ini.

Nah, waktunya seru-seru. Masing-masing awardee memperkenalkan diri dan disusul tebak nama sesama awardee. Bagi yang lupa nama rekannya, hukuman nggak kalah seru diterimanya. Nah, syukur, aku bukan termasuk peserta yang mendapatkan hukuman, hehe....

Waktu memang tak banyak bicara sehingga tanpa terasa sore hadir juga. Setelah sekian deretan acara dan dialokasikan lima belas menit sesi diskusi dengan senior awardee, sesi dokumentasi tidak dilupakan dong! Semua peserta dan panitia berkumpul. Sebelumnya, kami membuat video ucapan ulang tahun ke-272 untuk Surakarta dengan tajuk "Resik Khutane, Waras Wargane".  Semua sumringah, tanpa terkecuali. Aku sebagai anak bawang merasa tersambut dan persaudaraan hangat terjalin di tubuh kami sebagai identitas penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP di Kampus Tercinta UNS ini. (*)

Membedakan Sifat-Sifat dan Ragam Bahasa

Silakan pahami narasi-narasi berikut sehingga Saudara dapat memahami perbedaan sifat-sifat bahasa! 1. Fakta sejarah bahwa orang atau kelompo...