Sudah lebih dari separuh Ramadan kita melalui. Di bulan inilah,
pastinya jauh sebelumnya, kita telah mematok targetan apa saja yang
ingin dicapai. Tilawah khatam hingga sekian, memperbanyak salat malam,
menambah hafalan Alquran, dan masih banyak lagi ibadah lainnya yang
memenuhi waktu-waktu selama Ramadan. Sebab tiadalah merugi bagi hamba
yang dengan senang hati menjalani ibadah di bulan ampunan-bulan Alquran
ini. Dan pastinya, di bulan ini kita diwajibkan untuk berpuasa sebulan
penuh. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ
الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di
negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada
bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)
|
http://sdoost.deviantart.com/art/Ramadan-Kareem-384335633 |
Nah, jelaslah bahwa di
bulan Ramadan ini adalah momen dalam pembentukan diri. Yang dulu mungkin
salatnya masih bolong-bolong, sekarang banyak yang ke masjid, semoga
jadi tersentuh hatinya dan gerak tubuhnya turut ke rumah Allah. Yang
sebulan "ngos-ngosan" khatam Alquran, semoga bisa khatam hingga beberapa
kali. Semoga dipermudah Allah.
Nah di bulan ini juga nih,
biasanya para pekerja kantor, terlebih yang berprofesi sebagai guru,
biasanya lebih banyak dapat jatah liburan nih. Karena siswa libur, ya
otomatis gurunya juga ikutan libur. Asyik, banyak hal yang bisa
dilakukan. Ibadah vertikal (habluminallah) insya Allah dapat lebih
leluasa berjalan dan satu lagi, bisa lebih melakukan ibadah horizontal
(habluminannas). Mengapa demikian?
Baiklah, kita melihat riil
yang ada. Para pekerja baik kantoran atau pun guru, di hari-hari biasa
sebelum Ramadan, mereka akan menghabiskan hari-harinya dengan rutinitas
pekerjaan. Dari pagi hingga senja. Belum lagi malam masih berkutat
dengan perangkat dan media pembelajaran yang mesti digarap. Akan tetapi
bila Ramadan tiba, cukup "bernapaslah" dari tumpukan pekerjaan sehingga
waktu yang tersisa dapat diisi dengan hal lain yang mungkin cukup sulit
dilakukan.
Sebagai contoh, saya adalah guru di sekolah bertaraf
inernasional dan islami yang ada di Bandarlampung. Sehari-hari, jauh
sebelum subuh, mata sudah harus melek. Menyiapkan segala sesuatu untuk
keperluan mengajar. Belum lagi menyiapkan sarapan untuk keluarga (red:
orangtua). Pukul 7 kurang, saya harus sudah berangkat. Bila telat satu
menit saja, saya menerima konsekuensinya berupa
punishment sesuai
ketentuan.
So, saya selalu mencoba untuk tidak melakukan kesalahan apa
pun di sana. Nah, saat liburan Ramadan yang ternyata sekaligus liburan
sekolah, benar-benar golden time bagi saya. Saya dapat membersamai
orangtua lebih lama.
Quality time yang saya miliki bersama mereka jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya.
Bila
biasa, saya hampir tidak pernah memasak karena bekerja hingga jelang
senja, kini saya dapat menyajikan hidangan, bereksplorasi di dapur,
menyiapkan bukaan untuk ibu dan bapak. Ya, meskipun bukanlah menu
makanan ala barat seperti yang tengah menjamur di restoran-restoran
terkenal. Menyajikan menu sehari-hari untuk mereka selama Ramadan ini,
semoga menjadi kebahagiaan tersendiri. Dan saya yakin, begitu juga
dengan rekan sekalian.
Sudah sempat dibahas sejenak tentang
ibadah vertikal, yakni ibadah yang langsung berhubungan dengan Sang Rabb
melalui ibadah salat, berpuasa, dan sebagainya. Sementara ibadah
horizontal yakni ibadah yang lebih memfokuskan pada hubungan
habluminannas (sesama manusia). Dan dalam Ramadan ini, kita terutama
saya dapat melakukan keduanya. Hal yang amat jarang saya bisa
repot-repot menyiapkan menu makan untuk mereka. Hal yang amat jarang,
bisa banyak berbenah dan membantu mereka dari biasa. Ya, inilah bentuk
birrulwalidain (berbuat baik) kepada orangtua. Salah satu cara membahagiakan mereka.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ
إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ
كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا
قَوْلًا كَرِيمًا . وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنْ الرَّحْمَةِ
وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا .الإسراء 23- 24
"Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (Al Isra: 23)
Selain
berbuat baik pada orangtua, ada hal lain yang dapat dilakukan, yakni
menghubungi teman-teman yang mungkin sudah cukup lama tidak bersua.
Sekadar menghubungi melalui SMS, BBM, atau sosial media lainnya. Dengan
begitu, silaturahmi akan terasa hangat dan dekat. Dan pastinya, teman
nanjauh akan merasa diperhatikan oleh kita.
Eits, ada
hal lain juga yang bisa kita lakukan selama Ramadan, yakn dengan banyak
membaca buku. Khusus di bulan Ramadan, lebih baik kita perbanyak buku
islami yang nantinya bisa kita
sharing bersama dengan teman-teman pengajian. Selain menambah wawasan, juga menebar kebaikan sesama muslim lainnya.
So, hal yang mesti dipahami di sini adalah, Ramadan memang lebih utama memperbanyak ibadah pada Sang Khalik atau dengan kata lain secara vertikal, berhubungan langsung dengan-Nya. Akan tetapi, selama Ramadan pula, kita dapat mengisi waktu-waktu berharga demikian bersama keluarga. Semoga kita dapat memanfaatkan Ramadan tersisa ini dengan sebaik mungkin. Ramadan, tak sekadar ibadah vertikal yang bisa kita geluti, tetapi juga horizontal antarsesama. allahualam. Semoga bermanfaat. []