Minggu, 22 September 2013

Saya Ingat Mati Hari Ini!

Dua hari ini saya full di rumah. Mengurusi rumah serta ibu yang tengah sakit. Hampir saya tak peduli dengan agenda-agenda di luar yang menghubungi saya. Ah, mungkin ini adalah waktunya saya ber-birrulwalidain sebelum ibu sehat kembali.

Sudah beberapa hari ini pula, saya disibukkan dengan urusan dapur. Selama ini, mungkin sekadarnya saja saya sibuk di tempat pengepulan asa makanan itu. Bukan karena malas ataupun tak bisa melakukan, tapi karena agenda di luar memenuhi isi kepala. Belum lagi deadline menulis sering kali membuat saya tergopoh-gopoh.

Hari ini saya tengah "berlari". Jemari saya menari-nari mengalahkan waktu yang akan membunuh saya bila saya tak memanfaatkannya dengan baik. Yaah... lagi-lagi mengejar deadline. Mencoba peruntungan di lomba menulis. 'Semoga saja' harap saya pada Ilah. Sebab sesungguhnya tiada tempat lagi yang saya sandarkan dan memohon pertolongan, kecuali pada-Nya. Allah... Allah ....

Bangun tidur pukul 4. Mengejar qiyamulail dan sunnah berikutnya. Dilanjut tilawah sambil menanti subuh. Alhamdulillah... tak lama subuh datang. Setelah subuhan, saya bergegas meraih laptop. Saya buka layar Dell dengan harapan ide mengalir deras.

Lama utak-atik meramu kata. Oh, tidak. Saya mentok! Tak ada ide sedikit pun di kepala. Ehhm... saya hampir putus asa. Baiklah, akhirnya beralih membaca beberapa artikel tentang "Go to Hell Keluhan". Yaahh... ada semangat yang memagut kembali meskipun "mogok ide" masih merundungi hebat-hebatan. Saya pilih cara lain: saya membaca satu artikel, kalau tidak salah artikel yang ditulisnya pun penulisnya merupakan salah satu anggota Forum Lingkar Pena. Isinya kurang lebih seperti ini

"Kita dapat menulis sastra bukan dari teori yang sudah ada. Melainkan, kita akan mudah menulis sastra dengan cara membaca sastra-satra milik orang lain. Dari situ, kita akan belajar bagaimana keindahan diksi yang digunakan, bagaimana penulisan penokohan yang apik, bagaimana menciptakan ketegangan konflik, serta alur yang mengalir".

Ehhm... baiklah. Sebagai "santapan" pagi,kumpulan cerpen Benny Arnas, saya sikat.

Belajar menulis kembali. Menulis blog, menulis catatan, menulis apa pun sebagai pancingan saya agar ide mengalir deras. Deadline hanya tersisa beberapa hari. Aduh, Gusti, saya ngeri takut tidak bisa mengejar. Permudahkanlah hamba.

Surya mendenyar. Kegiatan tulis-menulis saya pending. Sambil jaga-jaga ibu, takutnya ibu ingin ini-itu saya bisa langsung tanggap. Saya putuskan ke dapur. Meracik bumbu. Mengolah ikan layang, kangkung, tahu dan jamur tiram. Alhamdulillah, pepes ikan layang, tumis kangkung, dan tumis tahu-jamur, selesai juga. Lalu bagi rata ini-itu buat Ndek di samping rumah. Bahagia sekali ia, saya beri dua bungkusan pepesan ikan.

Tak lama azan zuhur. Waktunya curhat dengan-Nya. Empat rakaat dilanjut sunnah alhamdulillah tertunaikan. Setelah itu saya meraih laptop (lagi).

Bola api makin mengundurkan diri. Waktu menuju sore. Ehmm... jadi ingat besok adalah Senin. Itu artinya, kembali mengajar. MasyaAllah, media pembelajaran belum saya buat. Buku pegangan mengajar pun belum dapat di tangan. Cukup gupek dan akhirnya download Buku Sekolah Elektronik via dumay, alias dunia maya. Ketak ketik ini itu... sampai bolak-bali ke belakang, dan alhamdulillah sudah terkonsep apa yang akan dijelaskan besok. Okey, wait me, my students!

Lanjut menulsi lagi. Tiba-tiba saya jenuh. Menulis dan menulis tapi tidak ciamik. Ah, berusaha luruhkan jenuh, saya membuka tab baru: facebook--satu-satunya media sosial yang meluaskan pertemanan saya. Alhamdulillah, bisa mengenal banyak teman di FLP Lampung dan yang lainnya.

Mata saya menyapu beranda. Hampir semua tulisan saya baca. Dan tiba-tiba saja saya terkaget dengan postingan salah satu bimbingan belajar yang cukup terkenal di Lampung. Isi postingannya, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun telah berpulang saudara kita Bu Lena... disebabkan kecelakaan pagi tadi." Duaaarrr! Dia... Secepat itukah Allah memanggilnya? Secepat itukah pertemuan Allah sebelum ia reguk kekasih belahan jiwa dunia? Sontak beranda facebook-nya penuh, banyak yang memosting ketidakpercayaan mereka bahwa Mbak Lena meninggal.

Innalillahi... saya langsung terjerembap. Saya memang tidak begitu kenal persis ia. Tapi dia adalah kakak tingkat waktu kuliah. Masih satu almamater. Sempat beberapa kali juga saya menyambangi  facebook-nya. Innalillahi... ternyata usia... innalillahi... beliau masih muda sekali... innalillahi... bagaimana dengan saya? Bagaimana dengan kadar iman saya? Apa kabar dosa-dosa saya? Apa kabar dengan kesanggupan saya bila Allah memanggil? Sudah siapkah saya?

"Cukuplah maut sebagai pelajaran (guru) dan keyakinan sebagai kekayaan. (HR. Ath-Thabrani)"

Sungguh, hari ini saya ingat mati untuk kesekian kalinya, Allah... Ingatkalah saya, saudara-saudara saya, sesama kaum muslim agar kamu selalu ingat akan mati. Agar kami berikhtiar berada dijalan lurus-Mu. Sesungguhnya, kematian itu amat sakit. Sesungguhnya, siksa kubur dan pembalasan itu akan ada. Subhaanallah... Sungguh, saya akan selalu ingat mati sebagai penjagaan hidup saya. InsyaaAllah....














Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Membedakan Sifat-Sifat dan Ragam Bahasa

Silakan pahami narasi-narasi berikut sehingga Saudara dapat memahami perbedaan sifat-sifat bahasa! 1. Fakta sejarah bahwa orang atau kelompo...