Sabtu, 01 November 2014

Songsong Dakwah Kampus Penuh Karya dengan Menulis

Ahad pagi menjadi hal yang tak terlupakan bagi saya. Mengapa saya katakan demikian? Ya, betapa tidak, saya dapat berbagi ilmu kepenulisan bersama para Kader Bapinda IAIN Bandarlampung. Beberapa hari sebelumnya, Inu Anwardani kader Bapinda sempat menghubungi dan meminta saya agar mengisi pelatihan menulis dengan tema Menuju Kader Kreatif dan Produktif, Menyongsong Dakwah Kampus Penuh Karya. So amazing! Cek ricek aplikasi kalender di ponsel, kebetulan agenda Ahad kosong. Tanpa berpikir panjang, saya jawab OK!

Setiap perjalanan memang tak semudah yang kita diharap. Di rumah sudah rapi mengenakan baju "kebesaran" FLP dan menyiapkan semua kebutuhan. Pokoknya sudah siiip! Tetiba makan bersambel lalu blaaasss.... baju dan jilbab jadi kotor. Melirik jarum jam yang semakin berlari, saya tak memiliki waktu banyak untuk segera tiba di IAIN. Dengan segera menuju kamar, meraih ransel kesayangan yang telah dimuati laptop, charge, diari, hingga beberapa majalah islami, bismillah... perjalanan dimulai.

Motor melaju, senang tak bisa saya nafikkan. Tak bisa dimungkiri, saya amat bahagia dapat berbagi dunia kepenulisan bersama para mahasiswa itu. Eiitss... perjalanan lagi-lagi tak mulus sesuai yang saya harapkan. Melewati fly over, rantai motor bermasalah. Tak nyaman berkendara. Degup jantung meriuh di dada. Khawatir mogok di jalan, sementara waktu sudah menunjukkan pukul 08.15. Ya, memang sesi pelatihan dimulai pukul 09.00. Tapi takut saja bila memperbaiki motor akan menghabiskan waktu cukup lama. Ehhmm... saya benar-benar tak ingin mengecewakan mereka. tak tik tok tak tik tok.... montir memperbaiki bagikan rantai sejenak dan... motor dapat dikemudikan lagi.
Ghiroh menulis mereka sudah terbayang di kepala saya. Tapi alhamdulillah, kemudahan selalu hadir bersama kesulitan. Saya temukan bengkel dan

Tepat pukul 08.45, saya tiba di IAIN. Tapi sayang, saya tidak bisa masuk. Ada dua pembatas besar. Alhasil, tanya sana-sini beberapa orang seliweran yang (mungkin) mereka mahasiswa IAIN. Oke, saya dapat jalan alternatif melewati satu jalan kecil. Dengan modal berani tanya sana-sini lagi menuju aula fakultas, dan tak lamaaaa... saya tiba di Fakultas Syariah IAIN. Tapi lagi-lagi saya bingung di mana letak Aula Fakultas Syariah itu? Ehmm... meraih ponsel lalu memilih menu BBM. Tak tik tak tik... pesan dikirim untuk Inu. Tak ada balasan, oke lanjut tanya sana-sini. Beberapa mahasiswa ada yang geleng-geleng tidak tahu di mana letak aula. Muter sana-sini, kembali tanya pada orang yang tak jauh di sekitar saya.

Oke, lagi-lagi Alloh berikan saya kemudahan. Tak lama, Inu menghubungi saya. Saya membalikkan arah, jemarinya men-say hey. Lanjut, langkah kaki saya mengayun kembali dan mengikuti jejak Inu. Tiba di depan aula, saya disambut hangat oleh dua perempuan yang usianya jelas di bawah saya. Kepalaku menyembul sejenak ke aula, acara belum lama dimulai. Baru sesi tilawah lalu disusul sambutan dari Setiyo Kurniawan selaku Ketua Pelaksana Kegiatan dan Tri Kurniawan yang kini menjabat sebagai Ketua Umum UKM Bapinda.

Tepat pukul 09.00 teng! Setelah mengisi lembar curiculum vitae, saya dipersilakan menuju tempat yang telah disiapkan. Didampingi moderator, saya mencoba mengatur napas yang mulai berdegup. Waah, lagi-lagi saya memasang sugesti bahwa saya tengah mengajar para siswa saya. Mereka belum tahu apa-apa. Saya guru mereka. Pasti bisa!

Judul slide yang saya buat ialah Menulis itu Ayik! Saya jelaskan pada mereka, alasan saya membuat judul demikian agar menyugesti bahwa menulis adalah hal yang mengasyikkan. Mungkin banyak orang beranggapan, menulis sangat sulit. Harus paham konsep tatabahasa, ejaan, dan sebagainya. Namun, ketika saya membuat judul demikian, berusaha menangkal kengerian tentang menulis itu sendiri meski pada nyatanya pemahaman terhadap tatabahasa dan ejaan mesti dikuasai. Tak sedikit dari mereka yang tertawa geli.

Alhamdulillah, slide demi slide saya lewati. Perasaan santai bahkan enjoy sekali dapat berbagi. Dalam paparan, yang saya sarankan: "bagi penulis pemula jangan sekali-kali menulis tanpa membuat mind mapping sebab akan terjadi kemogokan di tengah jalan saat mengembangkan ide." Selain itu, saya pun menyampaikan menulis melalui tiga tahapan: prapenulisan, menulis, dan pascapenulisan. Hal tersebut perlu dipahami para penulis pemula agar ide yang dibuat konsep dapat dikembangkan secara apik sehingga menghasilkan tulisan yang khusnul khotimah.

Tak terasa, hampir 1,5 jam saya menjelaskan, di luar dugaan. Saking asyiknya! Usai pemaparan materi, waktu hanya tersisa 40 menit. Moderator membuka tiga sesi pertanyaan. Ada lima peserta bertanya terkait ide kreatif, pembuatan mind mapping, menghilangkan moody ketika menulis, membedakan penulisan cerita anak dan cerpen pada umumnya, hingga ke autobiografi. Pertanyaan-pertanyaan dahsyat! Semua karena Alloh, lagi-lagi atas kuasa Alloh. Dengan santai, tetapi lugas, Alhamdulillah semua terjawab baik dan memuaskan peserta, insyaa Alloh. Kemudian, dilanjut sesi praktik menulis. Ada beberapa tulisan yang cukup menarik perhatian saya. Seperti milik Tri Kurniawan. Lebih dari dua puluh tulisan yang ingin saya koreksi, tetapi sayang, waktu sudah tak cukup. Beberapa hadiah yang sudah saya siapkan, hingga lupa saya berikan.

Pukul 11.10, molor sepuluh menit. Moderator menutup sesi kepenulisan. Sebelum usai, ada pemberian sertifikat dari Bapinda yang diwakilkan Wakil Ketua Bapinda. Sesi dokumentasi tak tertinggal pastinya. Cekrek... cekreek.... Siip, beberapa dokumentasi foto tersimpan di ponsel.   

Sebelum pulang, jabatan tangan erat untuk para panitia perempuan yang sudah sukses menggelar kegiatan kepenulisan ini. Satu pesan saya untuk para kader Bapinda: Teruslah menulis! Abadikan diri dengan menulis! Alhamdulillah, agenda kepenulisan selesai. Sangat senang, bersama Bapinda, saya dapat tularkan semangat literasi. Secara tak langsung, mereka pun telah menjadi bara saya untuk terus menulis.

#Salam menulis!

   

1 komentar:

  1. terimaksih bnyak mb desti atas ilmu yang sangat luar biasa manfaatnya. ana jdi semangat lagi delam menulis dan sedikit termudahkan dg adanya pelatihan menulis tempo hari. hhe :)

    BalasHapus

Membedakan Sifat-Sifat dan Ragam Bahasa

Silakan pahami narasi-narasi berikut sehingga Saudara dapat memahami perbedaan sifat-sifat bahasa! 1. Fakta sejarah bahwa orang atau kelompo...