Selasa, 07 Juli 2015

Ramadan Tak Sekadar Ibadah Vertikal

Sudah lebih dari separuh Ramadan kita melalui. Di bulan inilah, pastinya jauh sebelumnya, kita telah mematok targetan apa saja yang ingin dicapai. Tilawah khatam hingga sekian, memperbanyak salat malam, menambah hafalan Alquran, dan masih banyak lagi ibadah lainnya yang memenuhi waktu-waktu selama Ramadan. Sebab tiadalah merugi bagi hamba yang dengan senang hati menjalani ibadah di bulan ampunan-bulan Alquran ini. Dan pastinya, di bulan ini kita diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.”
(QS. Al Baqarah: 185)

http://sdoost.deviantart.com/art/Ramadan-Kareem-384335633
Nah, jelaslah bahwa di bulan Ramadan ini adalah momen dalam pembentukan diri. Yang dulu mungkin salatnya masih bolong-bolong, sekarang banyak yang ke masjid, semoga jadi tersentuh hatinya dan gerak tubuhnya turut ke rumah Allah. Yang sebulan "ngos-ngosan" khatam Alquran, semoga bisa khatam hingga beberapa kali. Semoga dipermudah Allah.

Nah di bulan ini juga nih, biasanya para pekerja kantor, terlebih yang berprofesi sebagai guru, biasanya lebih banyak dapat jatah liburan nih. Karena siswa libur, ya otomatis gurunya juga ikutan libur. Asyik, banyak hal yang bisa dilakukan. Ibadah vertikal (habluminallah) insya Allah dapat lebih leluasa berjalan dan satu lagi, bisa lebih melakukan ibadah horizontal (habluminannas). Mengapa demikian?

Baiklah, kita melihat riil yang ada. Para pekerja baik kantoran atau pun guru, di hari-hari biasa sebelum Ramadan, mereka akan menghabiskan hari-harinya dengan rutinitas pekerjaan. Dari pagi hingga senja. Belum lagi malam masih berkutat dengan perangkat dan media pembelajaran yang mesti digarap. Akan tetapi bila Ramadan tiba, cukup "bernapaslah" dari tumpukan pekerjaan sehingga waktu yang tersisa dapat diisi dengan hal lain yang mungkin cukup sulit dilakukan.

Sebagai contoh, saya adalah guru di sekolah bertaraf inernasional dan islami yang ada di Bandarlampung. Sehari-hari, jauh sebelum subuh, mata sudah harus melek. Menyiapkan segala sesuatu untuk keperluan mengajar. Belum lagi menyiapkan sarapan untuk keluarga (red: orangtua). Pukul 7 kurang, saya harus sudah berangkat. Bila telat satu menit saja, saya menerima konsekuensinya berupa punishment sesuai ketentuan. So, saya selalu mencoba untuk tidak melakukan kesalahan apa pun di sana. Nah, saat liburan Ramadan yang ternyata sekaligus liburan sekolah, benar-benar golden time bagi saya. Saya dapat membersamai orangtua lebih lama. Quality time yang saya miliki bersama mereka jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya.

Bila biasa, saya hampir tidak pernah memasak karena bekerja hingga jelang senja, kini saya dapat menyajikan hidangan, bereksplorasi di dapur, menyiapkan bukaan untuk ibu dan bapak. Ya, meskipun bukanlah menu makanan ala barat seperti yang tengah menjamur di restoran-restoran terkenal. Menyajikan menu sehari-hari untuk mereka selama Ramadan ini, semoga menjadi kebahagiaan tersendiri. Dan saya yakin, begitu juga dengan rekan sekalian.

Sudah sempat dibahas sejenak tentang ibadah vertikal, yakni ibadah yang langsung berhubungan dengan Sang Rabb melalui ibadah salat, berpuasa, dan sebagainya. Sementara ibadah horizontal yakni ibadah yang lebih memfokuskan pada hubungan habluminannas (sesama manusia). Dan dalam Ramadan ini, kita terutama saya dapat melakukan keduanya. Hal yang amat jarang saya bisa repot-repot menyiapkan menu makan untuk mereka. Hal yang amat jarang, bisa banyak berbenah dan membantu mereka dari biasa. Ya, inilah bentuk birrulwalidain (berbuat baik) kepada orangtua. Salah satu cara membahagiakan mereka.

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا . وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنْ الرَّحْمَةِ
وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا .الإسراء 23- 24

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (Al Isra: 23)

Selain berbuat baik pada orangtua, ada hal lain yang dapat dilakukan, yakni menghubungi teman-teman yang mungkin sudah cukup lama tidak bersua. Sekadar menghubungi melalui SMS, BBM, atau sosial media lainnya. Dengan begitu, silaturahmi akan terasa hangat dan dekat. Dan pastinya, teman nanjauh akan merasa diperhatikan oleh kita.

Eits, ada hal lain juga yang bisa kita lakukan selama Ramadan, yakn dengan banyak membaca buku. Khusus di bulan Ramadan, lebih baik kita perbanyak buku islami yang nantinya bisa kita sharing bersama dengan teman-teman pengajian. Selain menambah wawasan, juga menebar kebaikan sesama muslim lainnya. So, hal yang mesti dipahami di sini adalah, Ramadan memang lebih utama memperbanyak ibadah pada Sang Khalik atau dengan kata lain secara vertikal, berhubungan langsung dengan-Nya. Akan tetapi, selama Ramadan pula, kita dapat mengisi waktu-waktu berharga demikian bersama keluarga. Semoga kita dapat memanfaatkan Ramadan tersisa ini dengan sebaik mungkin. Ramadan, tak sekadar ibadah vertikal yang bisa kita geluti, tetapi juga horizontal antarsesama. allahualam. Semoga bermanfaat. []






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Membedakan Sifat-Sifat dan Ragam Bahasa

Silakan pahami narasi-narasi berikut sehingga Saudara dapat memahami perbedaan sifat-sifat bahasa! 1. Fakta sejarah bahwa orang atau kelompo...