Minggu, 06 September 2015

Perdana, FLP Lampung Tanpa Jarwo


Sepekan FLP Lampung dilepas sang ketua, yakni Tri Sujarwo. Kehilangan, pasti itu yang rekan-rekan pengurus rasakan, termasuk saya pribadi. Namun, ini adalah waktu yang harus kami nikmati dan syukuri. Allah ingin menatap kami, apakah kami bisa amanah dengan estafet kepengurusan ini. 

Ahad pagi, kami awali hari ini dengan aktivitas rutin sejak tiga tahun lalu, Taman Baca Masyarakat (TBM) FLP Lampung. Entah mengapa, saya merasa TBM kali ini, kami tidak begitu maksimal. Mungkin karena seminggu lalu usai menyortir buku bacaan, kami lupakan akan sesuatu. Ya, banner! Kami kehilangan banner. Kami semua luput, saking keasyikan menyortir buku bacaan sekaligus mencapkan semua buku hingga hampir jelang senja, Ahad lalu. Memindahkan "rumah baru" untuk hunian buku-buku bacaan TBM. Ya, semua buku bacaan untuk sementara bermukim di rumah Kak Agus Kindi, salah satu pengurus FLP Lampung di periode lalu. Sebab para pengurus lain jarak tempuh menuju Unila cukup jauh bila harus membawa banyak buku bacaan TBM.

Meski menurut saya ada yang kurang di taman baca kali ini, semua rasanya tertutupi dengan hibahan-hibahan buku yang senantiasa mengalir. Ya, hari ini TBM FLP Lampung mendapatkan hibahan novel-novel karya Tere Liye. Alhasil, baru hitungan detik buku dikeluarkan, pegunjung sudah langsung mem-booking. Jiaah!

Tidak berhenti di situ. Di tengah "dinas" kami di TBM, seorang ibu muda tiba-tiba datang memberikan lima buku cerita anak islami. Waw, kami sambut dengan sukahati. Kalimat terima kasih tidak hentinya kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. 

Tak berselang hitungan jam, dua pengunjung menawarkan koleksian bacaan di rumahnya. Ehm, tanpa berpikir panjang, langsung kami "sikapi". Kami meminta nomor kontak dan alamat rumah agar segera kami hubungi dan kami jemput hibahan buku dari dua ibu muda itu.   

Moncong matahari kian panas. Jarum jam hampir tepat di angka 10. Suasana seputaran GSG Unila sudah tampak sepi. Itu artinya, TBM FLP Lampung harus berbenah-benah. Semua buku dijejali ke dalam koper dan dua tas ransel besar. Sudah dipastikan beban tas cukup berat! 

Rapat pertama tanpa Jarwo. Program kerja mesti dilanjutkan. Ya, ini adalah amanah yang harus ditunaikan. Karena Ilah, insya Alloh selalu akan dimudahkan-Nya. 

Ada beberapa hal yang dibahas, baik progja FLP Lampung maupun progja FLP Bandarlampung. Program kerja FLP Lampung meliputi progress pembuatan PDH yang segera masuk produksi, Antologi Kisah Perjalanan yang masih dalam tahap editing, pembuatan bendera FLP wilayah dan beberapa cabang, serta agenda workshop yang akan dihelat Oktober mendatang. Sementara FLP Bandarlampung membahas terkait pelantikan calon anggota medio September ini sebelum nantikan dua pekan sekali akan ada setoran tulisan dua pekan sekali sebagai bentuk aplikatif keilmuan yang telah diberikan FLP Bandarlampung melalui kelas menulis. 

Ya, mulai pekan inilah FLP Lampung berjalan tanpa Tri Sujarwo. Pria ramah dan supel itu tengah ber-tholabul 'ilmi di sudut Kota Magelang. Insya Allah tahun depan kami 'kan bersua kembali. FLP Lampung tanpa Jarwo, memang rasanya sedikit hambar. Namun ini adalah estafet amanah yang mesti kami tunaikan dengan hati yang senantiasa lapang. Amanah harus kami sambut dengan sukacita meski sedih tak sekali-dua kali melingkupi kami saat dilepas sang ketua. Dan untuk kami, semoga  amanah dengan kepengurusan ini. [] 

2 komentar:

Membedakan Sifat-Sifat dan Ragam Bahasa

Silakan pahami narasi-narasi berikut sehingga Saudara dapat memahami perbedaan sifat-sifat bahasa! 1. Fakta sejarah bahwa orang atau kelompo...