BANDARLAMPUNG-
Pedagang di Pasar Stasiun sadari akan kebersihan pasar. Hal ini tampak saat
Hanifsudin mengunjal sampah di sekitar pasar (7/9). Pria berusia 56 tahun yang
berprofesi sebagai pengunjal sampah ini menungkapkan, dirinya amat terbantu
atas partisipasi pedagang untuk membuang sampah pada tempatnya. “Hal yang
dilakukan pedagang sudah sangat tepat untuk menjaga kebersihan,” papar pria
asal Tulang Bawang ini.
Pasar yang identik dengan timbunan sampah
berserak, rupanya tak berlaku di Pasar Stasiun Kecamatan Kadaton, Bandarlampung.
Dengan mengandarai motor pengunjal sampah yang disediakan Dinas Kebersihan
Lingkungan, Hanifsudin dibayar Rp 2.000,-/ hari oleh masing-masing pedagang.
dok.kondisi Pasar Stasiun |
Dalam
menjalankan tugas, hampir tak ada kendala yang dihadapi Udin. Jika dirinya tak
bisa mengunjal sampah lantaran sakit, selalu ada petugas yang menggantikannya.
Sampah-sampah unjalannya tersebut, akan berakhir di TPA Bakung yang nantinya
akan digunakan untuk penimbunan gunung. Uang gaji yang diperoleh Udin tiap
bulannya memang tak seberapa bila dibandingkan besarnya penghidupan sekarang.
Namun karena dirinya menyukai profesi ini, mengunjal sampah akan terus ia
lakukan.
Profesi
Udin pun menurun pada anak sulungnya, Andri. Satu harapan ditanam dalam benak
Udin, yakni ia ingin sekali ada pengangkatan PNS oleh Dinas Kebersihan untuk
anaknya. Sebab tak mungkin lagi bila dirinya diangkat, sebab tersandung dengan
usianya yang memasuki senja. []desti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar